Moving Words - http://www.quakemaker.com

Kamis, 30 September 2010

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah merupakan suatu konsep bahwa organisasi, khususnya ( namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan” , dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekwensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan
dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan ( misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari suatu perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai “Investasi bertanggung jawab sosial” (socially responsible investing).
Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan “perbuatan baik” (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian bea siswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas
Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
ULASAN :
Hadirnya perusahaan di tengah-tengah masyarakat memberikan berbagai dampak, mulai dari dampak yang positif hinga dampak negatif yang ditimbulkannya, namun diluar itu ternyata setiap perusahaan-perusahaan yang berdiri di dunia ini di wajibkan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar perusahaan atau yang lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Karena CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan” , dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata hanya berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekwensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang Oleh sebab itu minimnya pengetahuan masyarakat terutama masyarakat indonesia tentang CSR mengakibatkan banyaknya kasus yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan terkait dengan kompensasi.
Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan adanya komunikasi yang baik antara pihak peusahaan dan masyarakat, karena bagaimanapun juga sesuai dengan undang-undang yang berlaku, perusahaan dapat membangun perusahaannya dan juga membangun lingkungan dalam dan luar perusahaan. Pada akhirnya CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup.

TEORI EVOLUSI ORGANISASI DAN MANAJEMEN


Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu.  Teori berfungsi untuk membaca kenyataan empiris.  Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta tentang peristiwa empiris, sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu teori lumpuh.  Ciri-ciri teori:
  1. Terdiri atas seperangkat proposisi (proposisi=pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih) yang saling berkaitan;
  2. Masing-masing proposisi atau defenisi atau konsef saling menerangkan (sehingga diperoleh gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa);
  3. Beberapa diantaranya dapat diuji secara empiris (metodologi penelitian).
Contoh teori: Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan reaksi dengan cara tertentu (stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang dihubungkan menjadi satu proposisi);  Konsep hukuman dan perilaku (apabila anak diberi hukuman, maka perilakunya akan berubah ke arah yang positif=proposisi), Fungsi teori:
  1. Eksplanatif (menjelaskan)-bersifat positif; ditentukan oleh: a) kesederhanaan strukturnya, b) kecermatan penjelasannya, c) relevansinya terhadap fenomena sosial yang berbeda-beda.
  2. Prediktif (peramalan/prakiraan)-bersifat probabilities; diterapkan dalam tiga jenis situasi: a) waktu yang akan datang, b) tempat yang berbeda, c) kelompok sosial yang lebih besar.
  3. Kontrol (mengendalikan)
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang  bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.
Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran,  pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu  yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.  Dus masalah organisasi adalah memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika  Serikat.
Evoluasi Teori Organisasi
A. Teori Klasik
  1. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
  2. Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika);
  3. Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi)  oleh Henry Fayol (Prancis).
B.     Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik;
C.     Teori modern;
D.    Teori organisasi dan manajemen Jepang dan teori Z;
5 Golongan Teori Organisasi Modern (Prajudi Atmosudirdjo)
  • Teori organisasi klasik;
  • Teori organisasi hubungan antar manusia;
  • Teori proses;
  • Teori prilaku;
  • Teori Sistema.
4 Macam Teori Organisasi (Amitai Etzioni)
  • Teori klasik (Scientific management);
  • Aliran hubungan manusia (human relations);
  • Sistem pendekatan struktural;
  • Teori pembuatan keputusan.
9 Macam Teori Organisasi (Wursanto, 2003:260-274)
  • 1.      Teori organisasi klasik;
  • 2.      Teori organisasi birokrasi;
  • 3.      Teori organisasi human relations;
  • 4.      Teori organisasi perilaku;
  • 5.      Teori organisasi proses;
  • 6.      Teori organisasi kepemimpinan;
  • 7.      Teori organisasi fungsi;
  • 8.      Teori organisasi pembuatan keputusan;
  • Teori organisasi kontingensi.
8 Pendekatan Teori Organisasi (Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
  1. Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach);
  2. Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal behavior approach);
  3. Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach);
  4. Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative social system approach);
  5. Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical system approach);
  6. Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center approach);
  7. Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach);
  8. Pendekatan operasi (the operational approach).
Kesimpulan:
Tidak ada satupun teori yang memiliki kebenaran mutlak.  Masing-masing teori saling melengkapi.
  • Teori Klasik
Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain: teori organisasi spesialisasi, teori formalisma, teori struktur (the stucture theory of organization).  Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
1.  Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
Ciri Birokrasi modern (ideal):
1.      Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
  • Adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi,
  • Adanya pendelegasian wewenang,
  • Setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi).  Dus yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
2.      Adanya prinsif hierarki;
3.      Manajemen kantor modern didasarkan pada  dokumen tertulis/diarsipkan;
4.      Tugas dalam organisasi dilaksanakan  berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan pendidikan dan latihan secara terus menerus;
5.      Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
6.      Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.
Unsur Birokrasi Ideal:
  1. Hirarki,
  2. Kualitas Keahlian,
  3. Aspek-aspek keahlian,
  4. Kewenangan dan kekuasaan yang legal.
Fungsi Birokrasi Ideal:
  1. Spesialisasi,
  2. Struktur,
  3. Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
  4. Rasionalisasi, dan
  5. Bagian dari demokrasi.
Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):
  1. Prinsip spesialisasi;
  2. Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
  3. Prinsip loyalitas;
  4. Prinsip impersonal;
  5. Prinsip uniformalitas.
2. Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick Winslow Taylor (Amerika);
(Charles Babbage, On the economy of machinery and manufactures, 1832)
Prinsip:
1.      Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan tenaga dapat dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi),
2.      Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan menganalisisnya;
3.      Seleksi pegawai secara ilmiah;
4.      Kerjasama antara pengawas dan pegawai;
5.      Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan pegawai secara wajar.
Manajemen ilmiah:
(berhubungan dengan manajemen inisiatif dan insentif)
  1. Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam satu perusahaan;
  2. Penghematan dalam pemakaian material belajar;
  3. Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat kerja;
  4. Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja;
  5. Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan sistem berulang;
  6. Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan mengganti pekerjaan tangan manusia dengan mesin;
Kesimpulan:
  1. Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan pekerjaan;
  2. Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan mempelajari gerak dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan satu pekerjaan (time and motion studies);
  3. Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas khusus yang akan dilaksanakan dan pegawai dilatih secara efisien sebelum melaksanakan tugas;
  4. Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang telah diselesaikan (piece rate system) oleh seseorang dan bukan perkelompok kerja;
  5. Pegawai dirangsang untuk melampaui target yang telah ditentukan dengan cara memberikan bonus.
Scientific Management
1.      Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan pisik pekerjaan (hubungan pegawai dan pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
2.      Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin dan yang bersifat repetitive;
3.      Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan melakukan penelitian terperinci terhadap pekerjaan untuk menentukan bagaimana yang paling efisien suatu pekerjaan harus dilakukan;
4.      Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah (operasional/bengkel kerja);
5.      Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah organisasi ke tingkat atas).
Efisiesi
1.      Tanpa tolok ukur;
2.      Dengan tolok ukur.
a.      Segi produktivitas (hasil/output)
b.      Segi penghematan (pengorbanan/input)
Tanpa tolok ukur
1.      segi produktivitas/hasil/output
dengan pengorbanan yang sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil rendah=tidak efisien).
2.      segi penghematan/pengorbanan/input
dengan pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil pengorbanan=efisien, besar pengorbanan=tidak efisien).
Dengan tolok ukur
1.      segi hasil/output/produktivitas
perbandingan antara hasil minimum yang ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai (efisien=hasil ril>hasil minimal ditetapkan; normal=hasil ril=hasil minimal ditetapkan; tidak efisien=hasil ril<hasil yang ditetapkan).
2.      segi pengorbanan/input/penghematan
perbandingan antara pengorbanan maksimal yang ditetapkan dengan pengorbanan ril (efisien=pengorbanan ril<pengorbanan maksimal ditetapkan; normal=pengorbanan ril=pengorbanan maksimal ditetapkan; tidak efisien=pengorbanan ril>pengorbanan maksimal ditetapkan).
3.     Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi)  oleh Henry Fayol (Prancis)  (Henry Fayol, D.S. Pugh, 1971).
Ada 10 Prinsif organisasi
1.      Penetapan tujuan yang jelas;
2.      Kesatuan perintah (the principle of unity of command);
3.      Keseimbangan;
4.      Pendistribusian pekerjaan (the principle of distribution of work);
5.      Rentang pengawasan (the principle of span of control);
6.      Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of delegation of authority);
7.      Prinsip departementasi (the principle of departementation);
8.      Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle of the right man in the right place);
9.      Prinsip koordinasi (the principle of coordination);
10.       Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
Prinsif-prinsif Organisasi dan Manajemen:
1.      Pembagian tugas/pekerjaan (spesialisasi);
2.      Kewenangan dan tanggung jawab;
3.      Disiplin;
4.      Kesatuan komando;
5.      Kesatuan arah;
6.      Kepentingan pribadi tunduk kepada kepentingan umum organisasi;
7.      Imbalan jasa;
8.      Sentralisasi;
9.      Rantai skala;
10.       Ketertiban (the right man in the right place on the right time);
11.       Kewajaran;
12.       Kestabilan organisasi;
13.       Inisiatif;
14.       Kebanggaan kesatuan (I’espirit de corps).
Prinsif Organisasi Fayol:
1.      Pembagian tugas pekerjaan;
2.      Kesatuan pengarahan;
3.      Sentralisasi;
4.      Mata rantai, tingkat jenjang organisasi;
Prinsif Organisasi Max Waber:
1.      Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan keahlian, sehingga mampu menjalankan tugas dengan baik;
2.      Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya;
3.      Jenjang hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit dalam organisasi;
4.      Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi;
5.      Meritokrasi system
Hal-hal yang menyangkut bidang kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan (maritokrasi system).
Kesimpulan:
1.      Formulation of the objectives (perumusan tujuan-jelas, dimengerti, dipahami, dan diterima);
2.      Devision of work (pembagian tugas pekerjaan)/distribution of work (pembagian tugas)/homogenetise assignment (pembagian kerja)/devisionisasi (departementasi);
3.      Delegation of authority and responsibility (pelimpahan wewenang dan tanggung jawab-seimbang);
4.      Level of herarchy (banyaknya tingkat hierarkis)/span of control (rentang pengawasan);
5.      Unity of direction (kesatuan arah)/unity of command (kesatuan perintah);
6.      Understanding by the individual of his own task and the task of the whole (memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara keseluruhan)/the right man in the right place on the right time (penempatan orang sesuai keahlian dan waktu);
7.      Struktur organisasi sederhana dengan pola dasar relatif permanen;
8.      Security of tenure (jaminan jabatan);
9.      Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan;
10.       Koordinasi.
Hubungan Antara Pemikiran-Pemikiran Teori klasik
Erat sekali, pada beberapa asfek keduanya adalah identik (persamaan teori birokrasi dan teori administrative):
1.      Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan melihat organisasi secara normatip,
2.      Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak sebagai suatu konsep mental,
3.      Mendukung organisasi formal yang mengambil untung dari spesialisasi  (suatu ciri dasar organisasi formal),
4.      Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian, hierarki, dan profesional serta menghasilkan organisasi formal dengan karakteristik sama;
5.      Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia (dimulai dari tingkat atas, pandangan bersifat makro dan berorientasi top down).
Perbedaan Birokrasi & Teori Administratif
Birokrasi
Teori Administratif
1.menekankan pada apa yang harus    dilakukan organisasi;
1. menekankan pada bagai-mana memperoleh orga-
nisasi formal;
2.memfokuskan pada organisasi
2. memfokuskan pada mana- jemen.