Moving Words - http://www.quakemaker.com

Senin, 06 Juni 2011

BAB XIV PENGEMBANGAN MANAJEMEN DAN ORGANISASI

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN EFEKTIF

Identifikasi Perubahan Lingkungan
Perubahan politik dan hukum mempengaruhi kegiatan Organisasi. Pemerintah dengan pengeluaran-pengeluarannya, serta pemilikan organisasi untuk menjalankan proyek-proyek, menentukan kehidupan organisasi.
Perubahan sosial juga perlu diperhatikan organisasi. Jumlah penduduk, angkatan kerja, kesempatan kerja, pengangguran, dan pendidikan menentukan kuantitas serta kualitas calon karyawan yang diperlukan organisasi, sehingga organisasi perlu mengadakan penyesuaian di dalam menarik personalia.
Demikian pula perubahan keadaan pertahanan dan keamanan harus slalu dikaji. Negara yang stabil, kokoh, dan kuat memungkinkan pemerintah unuk berorientasi ke luar, artinya segi export merupakan prioritas, dan strategi pertahanan dari keamanan merupakan penjaminan kelancaran ekspor, yaitu segi keamanan lalu lintas hubungan luar negeri, terutama melalui laut.

Menghayati kebutuhan Pengembangan
Program latihan dan pengembangan perlu dilakukan analisis terhadap organisasi itu sendiri, analisis jabatan dan analisis tenaga kerja agar dapat ditentukan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam program latihan dan pengembangan. Analisis terhadap organisasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ini dapat menimbulkan kemungkinan timbulnya perbedaan, karena adanya satu bahasa di antara para anggota.
Jadi dengan program latihan dan pengembangan organisasi dapat meningkatkan kemampuan para anggotanya. Ini kemungkinan karena melalui program latihan dan pengembangan kita dapat mengharapkan terjadinya
1. Pengalihan informasi
2. Pengembangan sikap
3. Penambahan kemampuan
Dengan pemberian kesempatan latihan dan pengembangan organisasi akan dapat memotivasi para anggotanya untuk selalu menyesuaikan diri dengan tujuan organisasi, dan mendorong mereka untuk selalu memberi umpan balik dan membiasakan diri menerapkan pengetahuan teoritis dan praktis yang doperoleh dalam pengembangan dan latihan

Berbagai penyebab kegagalan Pengembangan Manajemen
Berbagai kegagalan program-program pengembangan manajemen ini dapat disebabkan oleh pendekatan latihan yang tidak sistematik. Berikut beberapa masalah dan agar dapat dihindari kesalahan-kesalahan yang memakan biaya :
1. Berbagai upaya pengembangan mungkin tidak mendukung pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
2. Upaya pengembangan mungkin menekankan pada program bukan hasil.
3. Pengembangan hanya diperuntukkan bagi karyawan-karyawan tertentu.

Dasar Pemikiran Pendekatan Teori Manajemen Oprasional pada Latihan dan pengmbangan
Pendekatan teori manajemen-operasional pada program latihan dan pengembangan adalah suatu pendekatan situasional yang mengintegrasikan berbagai prinsip, konsep, teori dan pengetahuan keperilakuan dengan praktek-praktek manajemen untuk mencapai hasil-hasil optimum. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut :
1. Para manajer puncak harus secara aktif mendukung program. Dukungan manajemen puncak adalah esensial untuk latihan dan penerbangan.
2. Latihan dan pengembangan harus melibatkan para manajer pada semua tingkatan.
3. kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan bervariasi.
4. Kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan menentukan metoda-metoda.
5. Teori dan praktek harus dipadukan.

PROGRAM LATIHAN DAN PENGEMBANGAN
Secara umum program ini adalah menambah pengetahuan, mengembangkan sikap, mengembangkan ketrampilan para anggota terutama untuk menghadapi perubahan, menimbulkan motivasi, dukungan, umpan balik, dan memadukan penerapan teori dan praktek secara psikomotorik.
Teknik-teknik latihan dan Pengmbangan
Latihan dan pengembangan on the job bisa berupa:
• Intruksi kerja
• Rotasi jabatan
• Pemberian petunjuk (coaching)
• Magang (apprenticeship atau assistantship), dan
• Pimpinan bayangan (junior boards).
Sedangkan latihan dan pengembangan off the job dapat dilakukan dengan
1. teknik-teknik pemberian informasi yang terdiri dari studi sendiri dengan modul-modul presentasi video, kuliah, penggunaan film dan televise, konperensi buatan dan studi khusus.
2. program-program perilaku yang terdiri dari studi kasus,vertibule training, permainan peranan (role playing), simulasi, belajar yang diprogramkan, dan penggunaan laboraturium.
3. dalam praktek biasanya suatu organisasi menggunakan berbagai teknik atau metoda latihan dan pengembangan yang dikombinasikan atau secara berselang-seling sesuai dengan kebutuhan.
Pemanfaatan dan penilaian
1. motivasi yang ingin di capai, baik menyangkut keaktifan anggota maupun partisipasi anggota.
2. dukungan anggota, yaitu kemampuan dan kemauan anggota memberikan umpan balik
3. stimulus dimana hal ini tergantung pada bahan yang diberikan, apakah menimbulkan kreativitas atau tidak.
4. reaksi yaiu apakah akan menghasilkan sifat psikootorik atau tidak.
Apabila proses latihan dan pengembangan berjalan dengan baik akan menimbulkan :
1. meningkatkan produktivitas anggota baik kuantitas maupun kualitas kerja.
2. meningkatkan kemandirian seseorang dalam melaksanakan tugasnya
3. menambah stabilitas dan keluwesan organisasi
4. meningkatkan semangat kerja

Pengembangan Sumber Daya Manusia
Merupakan cara yang efektif untuk menghadapi beberapa tantangan. Tantangan-tantangan tersebut mencakup keusangan karyawan, perubahan-perubahan sosioteknis dan perputaran karyawan. Dengan menangani tantangan-tantangan itu, organisasi dapat memelihara sumber daya manusia yang efektif.
KEUSANGAN KARYAWAN, keusangan (obsolescence) terjadi bila seorang karyawan tidak lagi mempunyai pengetahuan atau kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan secara baik. Keusangan dapat terjadi secara drastis dan cepat.
Perubahan perubahan sosioteknis. Perubahan perubahan sosial dan teknologis juga merupakan tantangan bagi organisasi dalam mempertahankan efektifitas kerja para karyawannya. Sebagai contoh, perubahan budaya yang bersangkutan dengan sikap terhadap tenaga kerja wanita menyebabkan banyak organisasi harus merancang kembali kegiatan pengorganisasiannya.
Perputaran karyawan (employee turn over)
Sangat sulit diperkirakan, kegiatan-kegiatan pengembagan harus mempersiapkan para karyawan organisasi sekarang untuk menggantikan mereka yang keluar atau meninggalkan organisasi untuk pindah ke organisasi lain.

Evaluasi Program Latihan dan Pengembangan
Implementasi latihan dan pengembangan dapat diibaratkan sebagai suatu proses trasformasi. Para karyawan yang tidak terlatih diubah menjadi sumber daya manusia yang mampu dan cakap. Evaluasi mencakup tes pendahuluan.

PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan organisasi (organization development, atau disingkat OD) adalah suatu pendekatan yang sistematik terpadu dan terencana untuk meningkatkan eektivitas organisasi. Ini dirancang untuk memecahkan masalah-masalah yang merintangi efisiensi pengoprasian pada semua tigkatan..
Pendekatan modern untuk manajemen perubahan dan pengembangan sumber daya manusia disebut pengembangan organisasi.
Karakteristik-karakteristik utama OD sebagai berikut:
1. Perubahan yang direncanakan (planed change)
2. Perubahan komprehensif
3. Perubahan jangka panjang
4. Tekanan kepada kelompok-kelompok kerja
5. Partisipasi pengantar perubahan
6. Manjemen kolaboratif
7. Tekanan pada intervensi dan riset kegiatan

MENJADI PENGUSAHA DAN KARYAWAN BONAFIT DI PERUSAHAAN

Mungkin bagi kebanyakan orang memilih untuk menjadi seorang karyawan bonafit di perusahaan atau mungkin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena orang tersebut berfikiran jika menjadi karyawan hidupnya akan lebih terjamin karena mendapat gaji /bulan. Namun untuk menjadi karyawan yang bonafit haruslah memenuhi kriteria dari perusahaan tersebut.
seseorang dapat dikatakan menjadi karyawan bonafit apabila memenuhi kriteria yang diinginkan perusahaanya sebagai berikut :
1. Selalu datang tepat pada waktunya (tidak pernah telat).
2. Selalu masuk kerja (tidak pernah membolos).
3. Mampu mengerjakan tugas kantor sesuai waktunya.
4. Berani menerima resiko kerja dalam bentuk apapun (resiko di pecat atau terkena sangsi jika melanggar ketentuan perusahaan)
5. Bisa bekerja sama dengan team dan menjadi leader baik.
6. Mampu menjalin komunikasi dengan baik dengan karyawan yang lain.
7. Mampu bersaing dengan karyawan yang lain dalam hal pekerjaan.
8. Selalu ikhlas dengan segala tugas yang diberikan oleh perusahaan.

Mungkin karyawan yang bonafitlah yang bisa memenuhi kriteria diatas walaupun masih banyak hal hal lain yang mesti dilakukan selain hal diatas, Namun percayalah bahwa kita bisa menjadi karyawan bonafit dengan menjalankan sesuatu hal dengan baik, niscaya tuhan aka membantu kita.

Namun ada juga sebagian orang ingin menjadi pengusaha mungkin dengan dalih tidak ingin menjadi karyawan dengan alasan tidak mau tiatur atur oleh seseorang atau mungkin ingin menggantungkan hidupnya hanya menjadi kayawan. Maka ia ingin menjadi pengusaha dalam bentuk apapun karena dia ingin maju dengan sendirinya. Namun untuk menjadi pengusaha tidak lah mudah, harus dibekali dengan berbagai keahlian, kemampuan, dll. Seorang pengusaha harus mampu me-manage segala sesuatu dalam menjalankan usahanya.
Menjadi pengusaha juga harus bisa menjadi pemimpin yang baik dalam hal apapun untuk bisa mengembangkan usaha menjadi lebih besar, oleh karena itu pemimpin harus memberikan contoh prilaku yanga baik kepada awahanya jika ingin sukses.

BELAJAR BERWIRASWASTA

Sekilas cerita yang saya angkat dari pengalaman hidup teman saya..
Entah mengapa teman saya punya pikiran merasa terkurung dalam sebuah doktrin berfikir yang tertanam selama bertahun tahun, yaitu cara berfikir yang selalu employed-oriented alias bekerja (pada orang lain) entah itu kantoran, hotel dan sejenisnya. Tidak pernah berfikir tentang self-employed/membuat usaha sendiri misalnya jualan sayur, jualan bakso, jadi tukang cukur dan sejenisnya yang bisa dikategorikan usaha sendiri. Sejak masa sekolah selalu berfikir kerja dimana, jadi apa, posisi apa dll. Ketika sudah bekerja pada perushaan A dengan gaji tinggi, lalu berfikir lagi untuk kerja di perusahaan B yang menawarkan lebih. Doktrin itulah yang sangat berperan pada diri teman saya sehingga mental babu (mental pekerja, bukan mental pengusaha) tumbuh subur dalam pikiran teman saya.

“Teman saya berfikir jadi babu dan bisa kaya, so mengapa mesti wiraswasta lagi?” Dia tidak mengatakan bahwa menjadi pekerja adalah tidak OK, sama sekali tidak. Ada satu kepuasan tersendiri jika punya usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja untuk orang lain. Tidak ada yang salah. Dia sendiri sampai saat ini adalah seorang pekerja yang bermental babu tulen. Harus diakui bahwa karena menjadi babulah dia bisa seperti sekarang, belum kaya sih tapi cukup makan dan minum, dan cukup yg lainnya. Dia hanya merasa bahwa mungkin sudah saatnya Dia mulai berfikir untuk move forward dan menghentikan mental babu itu dan mulai belajar untuk berfikir mandiri dalam dunia kerja. Langkah nyatanya adalah pada 2007 dengan segala keterbatasan dan modal panas dan dengan jumlah hanya 70% dari seharusnya yang ada di business plan, Dia merintis sebuah bengkel mobil. Hal itu benar benar menjadi titik tolak dalam merubah sedikit demi sedikit cara saya berfikir untuk mulai belajar berwiraswasta.

Secara sepintas, modal dan kesempatan terlihat menjadi faktor yang menentukan tapi nyatanya tidak. Dia punya banyak kolega yang sudah menjadi pekerja bertahun tahun bahkan puluhan tahun, baik di dalam maupun luar negeri. Dari segi modal rasanya tidak menjadi masalah untuk memulai sebuah usaha sendiri skala kecil/menengah. Tapi karena mental babu yang masih begitu kuat dan tidak mau keluar dari comfort zone maka tidak ada pikiran sama sekali untuk memulainya. Yang ada hanyalah kesibukan yang terus menerus dan selalu dalam hunting mode untuk mencari di perusahaan/hotel mana bekerja. Alhasil, dia sangat sedikit mempunyai teman yang bisa diajak ngobrol dan berjiwa wiraswasta. Walaupun tidak bisa serta merta, paling tidak mempersiapkan diri setelah selesai bekerja di negeri orang. Mereka hanya sibuk mencari update berita hotel apa berdiri dimana, hotel apa ada lowongan dan service chargenya berapa dan sejenisnya.

Kesimpulan dari cerita teman saya itu adalah Walau tidak bisa sekarang, paling tidak pikiran sudah mulai terbuka ke arah sana. Jika terus termakan doktrin itu, lalu sampai kapan menjadi babu terus? Akankah sampai tua? Apa tidak bosan bekerja untuk orang lain terus? Ternyata belajar berjiwa wiraswasta tidak harus melulu yang muluk dan tinggi. Berikut beberapa tips untuk memulainya:

1. Stop mental babu itu. Hal yang paling penting adalah pikiran kita. Kebanyakan dari kita sudah terbiasa selalu berfikir sesuai doktrin itu sehingga menutup mata untuk hal menyangkut wiraswasta. Jika pikiran sudah terbuka maka selanjutnya akan lebih mudah.

2. Konsep modal. Memang modal menjadi faktor utama dalam memulai sebuah usaha mandiri tapi tidak menjadi faktor penentu. Banyak cara untuk mensiasati faktor ini misalnya nabung sejak dini, pinjaman dll.

3. Jangan muluk muluk dan tinggi tinggi. Dalam memulai usaha sendiri, jangan langsung memikirkan hal hal yang besar dan muluk muluk misalnya bagaimana menyaingi KFC, bagaimana menyaingi BCA dll. Mulailah dengan hal hal kecil dan biarkan pikiran kita membentuk sebuah konsep dulu dengan fondasi yang kuat ke arah bisnis.

4. Hobi dan jeli melihat peluang. Idealnya memulai sebuah usaha adalah sesuai dengan hobi sehingga dalam menjalaninyapun akan lebih enjoy. Jika senang makan, buatlah warung nasi yang punya ciri khas dan branding sendiri misalnya Warung Makan Bajak Laut. Jika senang fashion, buatlah usaha butik misalnya dengan sentuhan khas yg menbedakan dari usaha sejenis. Jika senang online, bikin warnet. Jika senang bakso, jadilah juragan bakso.

5. Tanyakan pada diri sendiri. Akhirnya semua kembali berpulang pada diri sendiri. Tanyakan pada diri kita masing, apakah saya ini termasuk forever babu-oriented atau entrepreneur-oriented.

BAGAIMANA CARA ANDA MERAIH CITA CITA

Kiat-kiat Untuk mencapai sebuah Cita-Cita

Dari kecil pastinnya kita memiliki sebuah impian atau cita-cita yang begitu tinggi. Seperti cita-cita ingin menjadi Dokter,Pengacara,Pilot dan sebagainya. Namun kita tidak pernah sadari bahwa ketika kita beranjak dewasa cita-cita itu kadang terabaikan dalam pikiran kita. Padahal dalam hidup ini cita-cita atau harapan sangat penting kita terapkan dalam hidup ini,untuk memacu diri kita untuk bisa lebih baik,lebih maju dari sebelumnya. sebagai mahasiswa dalam jurusan Manajemen Informatika pastinnya cita-cita kita tidak jauh dari ingin menjadi Diplomat atau ingin bekerja di perusahaan skala besar yang menempatkan saya di posisi teratas, mungkin juga ingin menjadi Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi.Dalam hal ini, untuk menuju ke arah apa yang kita inginkan memang tidaklah mudah tanpa adannya niat dan tekad yang kuat yang kita tanamkan dalam diri kita untuk menuju sebuah cita-cita yang selama ini kita inginkan. Namun kita juga tidak bisa hanya mengandalkan niat saja karena untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan juga perlu adannya hal yang harus kita miliki seperti kemampuan dalam bidang Akademis, Agama,Moral. Dalam bidang Akademis. Kita sering mendengar sebuah kalimat yang berbunyi.”KNOWLEDGE IS POWER” jika kita memiliki kemampuan atau keahlian maka hal ini sangat membantu kita untuk menuju harapan atau cita-cita yang kita inginkan. Agama. Dalam hal ini kita tidak bisa pungkiri bahwa setiap langkah kita selalu dalam jangkauannya oleh sebab itu selain belajar,berusaha kita juga perlu berdoa meminta Ridho ALLAH untuk bisa mengabulkan permintaan yang kita inginkan. Karena tanpa kehendaknya apapun yang kita lakukan akan sia-sia. Moral. Dalam hal ini untuk menjadi seorang yang sukses tentunya kita harus memiliki moral yang baik.Demi terwujudnya cita cita yang akan kita raih yang sejak kecil sudah kita inginkan.

Ketertarikan/ minat kita itulah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan lain untuk memilih jalur kita berikutnya.

Hal yang terpenting adalah:
1.kemauan
2.ilmu
3.Usaha

ketiga itulah yang memang menjadi jalan kita untuk menggapai cita cita, tapi satu kunci utama yang memang tidak bisa kita hindarkan, Takdir TUHAN. Semua yang sudah kita kerjakan tetap saja pada akhirnya TUHAN yang menentukan.